Thursday 25 November 2010

it was like .......

Sadar gak sih, kalian semua sering banget mengidentikkan anak tunggal sama hal-hal yang enak, selalu diturutin kemauannya, disayang banget, daaan semua yang enak-enak. Padahal ngga -semuanya- gitu looh. Sadar kalo gue sendiri adalah anak tunggal, jadi gue mau menepis semua embel-embel yang kalian pikir tadi. Kalo aja gue dapetin semua yang gue mau segampang itu, buat apa gue selama ini berusaha untuk dapetin apa yang gue mau? at least, sampailah gue pada satu kesimpulan. Being the only one child is no as simple as you thought, being the only one child is being independent and strong! –why should I say strong? because when you get down, you have no one to share, sometimes–. Dan gak cuma itu, jadi anak tunggal itu sulit, karena kalian mengemban nama baik orang tua kalian seorang diri, kalian dituntut untuk tidak lebih buruk bahkan jauh lebih baik daripada orang tua kalian. Beban moril sih, tapi that’s why, jangan anggap anak unggal itu anak mama papa yang dimanja. Gak usah jauh-jauh, gue, tiap ada acara sekolah ataupun kuliah –sekarang ini– yang mengharuskan gue untuk nginep atau keluar rumah untuk waktu yang agak lama, susaaaaaaaaaaaaaaaaah banget buat dapetin ijinnya. I know, mereka –para orang tua– punya alasan untuk ini semua, tapi kadang dalam hati gue suka ngedumel sendiri ‘hey, i’m already 17 but i can’t get the permission???’

Selain itu, jadi anak tunggal itu mesti segala bisa, ya gimana engga, kalo orang tua mau minta tolong atau nyuruh kan ke siapa lagi kalo bukan ke anak semata wayangnya itu? ya kan? Mereka juga ngajarin semua macem cara dimana kita bisa bertahan hidup dan gak bergantung sama orang nantinya sepeninggalan mereka. Jadi, ternyata gak semua anak tunggal dimanja, please buat yang selama ini mikir jadi anak tunggal itu banyak enaknya aja ‘don’t judge book by its cover’ karena kalian gak tau perjuangan seorang anak tunggal menjalani hidupnya :)

*no offense guys, just share*