Wednesday 9 February 2011

independent

mungkin terlalu memaksakan ya, kalau dilihat-lihat saya agak memaksakan semuanya. berawal dari perkataan yang keluar dari mulut seseorang. semua itu berawal hanya dengan satu ucapan itu saja yang pada akhirnya membuat saya berpikir keras bagaimana agar saya tidak di’cap’ seperti itu. mungkin, ia mengatakan itu tanpa menyadari bahwa perkataannya akan berdampak begitu dalam untuk saya.

Dan, semenjak saya mendengarnya sampai saat ini, saya terus berpikir bagaimana caranya untuk bisa lepas dari ‘gantungan hidup’ saya selama 17 tahun ini. saya berpikir keras bagaimana saya dapat membiayai hidup saya dengan hasil keringat saya sendiri. bagaimana cara saya untuk dapat membayar uang kuliah dan segala kebutuhan saya tanpa ‘meminta’ dan dapat hidup mandiri.

Jujur, ini semua berkecamuk keras dikepala saya sejak hari itu. ya, hari dimana saya terpukul dan menyadari bahwa ‘mungkin’ saya hanya jadi beban yang harus ditanggung. saya sadar betul, untuk menghidupi diri saya sendiri ini tidak mudah. saya mencoba mencari sedikit harapan untuk mendapatkan beasiswa, ya, untuk menyambung kuliah saya kedepannya. tapi, saya juga sangat menyadari, IPK saya tidak besar. saya hanya mencoba peruntungan nasib saja. dan pada akhirnya beasiswa IKAM Foundation saya harap bisa menerima saya sebagai salah satu penerima dana itu.

Lepas dari kegiatan mencari beasiswa. saya pun mencoba untuk menjajal kemampuan saya yang masih minim ini dibidang bahasa. sejak dulu saya menyukai bahasa inggris, dan saya mencoba untuk membagi ilmu yang saya miliki ini untuksedikit menambah pemasukan harian. belum, belum saya coba, tapi akan. dan, pasti.

Berat sebenarnya, namun, apalagi yang bisa saya harapkan dari keadaan ini? disaat teman-teman yang lain sibuk dengan kegiatannya dan mungkin tidak memikirkan apa yang saya pikirkan. namun, harapan itu masih ada, bukan?

Saya hanya ingin melewati fase ini dengan baik, tanpa keluhan. dan menunjukkan bahwa saya juga bisa mandiri. saya bisa mengatur semuanya sendiri. tanpa bergantung pada siapapun. sekalipun saya diam, bukan berarti saya tidak melakukan apa-apa. saya sedang berpikir. bagaimana harus menempatkan perasaan sedih dan kecewa saya atas semua ini, dan mengubahnya menjadi lebih baik. saya tidak pernah meminta untuk dilahirkan sebagai anak satu-satunya dari kedua orangtua saya. ini takdir. ini tanggung jawab yang cukup sulit untuk saya jalani. saya bukan anak kecil lagi yang tidak mengerti masalah orang dewasa, saya tau, tapi saya diam. karena diam adalah vokal terlantang yang bisa saya suarakan.

Serumit apapun masalah yang sedang kalian hadapi, ingatlah, selalu ada orang yang ikut dirugikan atas masalahmu itu. jadi, berhati-hatilah dalam berucap karena kau takkan tau ada sesosok gadis kecil yang tersakiti karena ucapanmu.

1 comment:

  1. semangaaaaaaaat agiii :)
    udah kamu di jurnal bogor ajaa, jd kalo ada apapun terupdate kabarin akuu :D heehehhe

    ReplyDelete